Jumat, 26 Februari 2021

“Digital Leadership”, Gaya Kepemimpinan Era Kini



Gigih Pratama

(Departemen Pengembangan dan Kreativitas)

    Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.

    Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk memimpin atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organsisasi. Menurut Slamet “Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu”.

    Pada dewasa ini, dunia sedang menghadapi era distrupsi. Apa itu distrupsi? Distrupsi adalah sebuah inovasi, yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru, menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat. Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan dan inovasi dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti pengembangan e-commerce dan internet, gaya kepemimpinan baru telah muncul yang disebut e-leadership. Istilah e-leadership atau kepemimpinan elektronik diperkenalkan oleh Avolio, Kahai, dan Dodge melalui artikel ilmiah berjudul E-leadership: Implications for Theory, Research, and Practice yang terbit di jurnal ilmiah Leadership Quarterly tahun 2000. Menurut artikel yang menjadi rujukan utama peneliti kepemimpinan di era digital itu, e-leadership terjadi dalam konteks e-environment di mana pekerjaan dilakukan melalui teknologi informasi terutama melalui internet.

    Ditambah dengan kondisi pandemi saat ini, tentunya ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi kita sebagai seorang pemimpin. Bagaimana tidak, dengan kondisi yang tidak menentukan ini kita dipaksa untuk membuat keputusan dengan tepat demi terjalannya produktivitas organisasi yang kita pimpin. Tidak ada buku panduan untuk mengatasi krisis yang tidak terelakkan seperti ini. Akibatnya, kepemimpinan secara tradisional tidak lagi disarankan demi memenuhi protokol kesehatan yang berlaku.

    Menyikapi era kini dan kondisi pandemi yang tak menentu, tentunya gaya kepemimpinan baru saat ini atau sering disebut e-leadership lebih cocok ketimbang gaya tradisional yang kita terapkan selama ini. Dalam konteks ini, para pemimpin disebut e-leader atau pemimpin virtual.

    Pemimpin virtual adalah pemimpin yang mengarahkan orang-orang dari jarak jauh untuk melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka menggunakan teknologi baru untuk menghadapi kondisi saat ini. Sebut saja dengan pemakaian aplikasi meeting online, seperti Zoom dan Google Meet.

    Pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka untuk memenuhi tuntutan dan harapan yang berorientasi digital. Mereka harus melakukan beberapa perubahan sikap yang penting, termasuk menerima kehilangan kontrol, dan mengembangkan sikap yang lebih inklusif dan partisipatif dalam memimpin. Dalam praktek kepemimpinan di era digital, para pemimpin harus bersedia dan mampu berkomunikasi dengan cara baru dengan menggunakan saluran dan alat baru, dengan penekanan lebih besar pada dialog dan kolaborasi dan lebih sedikit penekanan pada perintah dan kontrol. Komunikasi digital harus sepenuhnya terintegrasi ke dalam cara-cara di mana mereka terhubung dengan orang lain.

    Apa saja tantangan yang akan dihadapi oleh para E-Leader? Banyak tantangan yang harus dihadapi para pemimpin saat ini. Pemimpin virtual harus berkomunikasi dengan orang-orang melalui media elektronik secara efektif. Padahal tanpa komunikasi tatap muka, sangat sulit untuk memercayai seseorang. Jadi, membangun kepercayaan dengan anggota dalam komunikasi virtual adalah tantangan besar bagi pemimpin karena komunikasi tatap muka tidak terjadi di antara mereka. Juga sangat sulit bagi pemimpin untuk menginspirasi orang-orang, memotivasi dan mengilhami mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik dalam situasi virtual karena kita tidak dapat melihat reaksi dan ekspresi mereka tentang arahan dan bimbingan.

   Walaupun komunikasi virtual dapat dilakukan secara efektif, pemimpin virtual masih harus berusaha keras mengarahkan dan membimbing orang-orang dari jarak jauh. Selain memahami gaya kepemimpinan di era global, untuk menjadi pemimpin kita diharuskan berfokus pada karakter dan kriteria baru dalam memajukan sebuah organisasi. Adapun diantaranya :

1. Memiliki mental model yang rendah hati tetapi tetap kuat dalam menuntut hasil kerja yang maksimal serta dapat menyampaikan dan menjelaskan visi serta sasaran yang akan dicapai.

2. Credible activist, seorang pemimpin yang mampu bekerja dengan sungguh-sungguh pada bidang yang dikuasai dan berorientasi pada kontribusi yang maksimal.

3. Bukan ingin menjadi pintar sendiri tetapi fokus pada pembelajaran team, yang artinya semua anggota dalam tim akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas atau unggul karena memiliki motivasi yang kuat untuk terus belajar dan menerapkan apa yang telah dipelajari untuk menjadi pemenang.

4. Dapat menguasai dan memanfaatkan sistem manajemen dalam perusahaan supaya dapat memajukan organisasi dalam mencapai visi, misi, nilai-nilai, strategi organisasi menuju organisasi yang efektif, produktif, dan profitable.

    Jika kepemimpinan digital ini dapat diterapkan dalam sektor organisasi maupun pekerjaan terutama bagi mahasiswa tentu dapat menjadi solusi dalam mewujudkan gaya kepemimpinan era kini yang notabene kemajuan teknologi semakin berkembang pesat. Pada akhirnya, Indonesia tidak akan pernah mengalami krisis kepemimpinan dan dapat bersaing di kancah Internasional.

 

0 comments:

Posting Komentar

Kontak

Kontak UKM PRISMA

Ingin lebih mengenal UKM PRISMA Universitas Palangka Raya? Anda dapat mengirimkan DM ke Sosial Media Resmi UKM PRISMA Universitas Palangka Raya

Instagram

@ukmprisma.upr

Facebook

PRISMA UPR

Email

pkm.upr@gmail.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Proses Sederhana Terciptanya Semangka Tanpa Biji (Triploid)

  Elynius Gowasa (Ketua Umum UKM PRISMA 2021) Hai popers… pernah tau ngak bagaimana semangka tanpa biji bisa tercipta? Pasti disini ada yang...

Search

Pengikut